Senin, 30 Desember 2013

evaluasi kebijakan publik

Dosen : Masrukin, S.Sos,.  M.A.P
mata kuliah : evaluasi kebijakan publik

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 

Sampah merupakan masalah yang tak ada habisnya, semakin hari sampah semakin menumpuk perbandingan antara jumlah samah yang dihasilakan tidak seimbang dengan sampah yang diolah. Dengan bertambahanya aktifitas manusia, pertambahan jumlah penduduk , namun ketersedian ruang hidup manusia relative tetap. Semakin maju gaya hidup manusia, maka semakin banyak sampah yang dihasilkan Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat penting bagi masyarakat diseluruh dunia. Namun kesadaran untuk menjaga kesehatan itu sendiri bukanlah tugas dan pemerintah saja. Semua kalangan dari seluruh lapisan masyarakat harus saling mendukung untuk menjaga kebersihan lingkungan agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat. Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka bertambah pula kebutuhan akan sandang pangan dan papan yang secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan jumlah sampah, oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat agar sampah tersebut tidak menimbulkan masalah baik bagi manusia maupun lingkungan. Meningkatnya volume sampah yang dihasilkan manusia rata-rata produksi sampah sekitar 2.114 m³/ hari yang bersumber dari sampah rumah tangga. Semakin tahun volume sampah semakin meningkat, sementara itu rendahnya pengetahuan, kesadaran, dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah menjadi suatu permasalahan yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan lingkungan bersih dan sehat. Terdapat kenyatan saat in sampah menjadi sulit dikelola oleh karena berbagai hal :
1. Pesatnya perkembangan tehnologi , lebih cepat dari kemampuan dari masyarakat untuk mengelola dan memahami masalah persampahan.
2. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
3. Meningkatnya biaya operasional, pengelolaan dan kontruksi disegala bidang termasuk bidang sampah
4. Kebiasan pengelolan sampah yang tidak efisien, tidak benar menimbulkan pencemaran, udara dan tanah sehingga juga memperbanyak populasi faktor pembawa penyakit seperti lalat dan tikus
5. Semakin banyak masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai tempat pembuangan sampah
6. Kurangnya pengawasan dan pelaksanan peraturan.
7. Sulitnya menyimpan sampah sementara yang cepat busuk karena cuaca semakin panas dan lain-lain

 B. RUMUSAN MASALAH 
Berdasarkan dari latar belakang yang sudah dibahas di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana evaluasi kebijakan publik dalam pengelolaan sampah di kota palangka raya?

C. Tujuan Penelitian
 Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian mempunyai tujuan untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang evaluasi kebijakan pengelolaan sampah dikota palangka raya. 

BAB II LANDASAN TEORI 

A. Evaluasi Kebijakan Publlik
 Kebijakan secara efistimologi, istilah kebijakan berasal dari bahasa inggris policy. Akan tetapi, kebanyakan orang berpandangan bahwa iastilah kebijakan senantiasa disamakan dengan istilah kebijaksanaan. Padahal apabila dicermati berdasarkan tata bahasa istilah kebijaksanaan berasal dari kata wisdom.
Menurut Soharto (2007:43), kebijakan publik adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam arti goverment yang hanya menyangkut aparatur negara , melainkan juga governance yang menyeluruh pengelolaan sumber daya publik. Menurut Said Zainal Abidin (2012 : 165) “ evaluasi kebijakan merupakan langkha terakhir dalam suatu proses suatu kebijakan”. Namun evaluasi secara lengkap mencakup tiga pengertian :
1. Evaluasi Awal, yaitu dari proses perumusan kebijakan sampai saat sebelum diimplementasikan.
2. Evaluasi dalam proses implementasi atau monitoring.
3. Evaluasi akhir yang dilakukan setelah selesai proses implementasi kebijakan.
Menurut Hogwood dalam Said Zainal Abidin (2012:168) suatu kebijakan tidak boleh merasa cukup berakhir hanya pada selesainya implementasi saja karena sebelum ada evaluasi akhir terdapat dampak yang dihasilkan.

B. SAMPAH 
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemilikya atau pemakai semula”. (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982). “Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai” menurut Radyastuti, W. Prof. , Ir, 1996. “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, 1996).

C. JENIS-JENIS SAMPAH 
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berasal dari rumah tangga, sampah industri, sampah dari pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, perkebunan dan peternakan serta sampah dari institusi/kantor/sekolah dll. Berdasarkan komposisi/ asalnya sampah dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Sampah organik.
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain ketas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik (non-organik).
Sampah anorganik yakni sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik sebagai produk sintetik maupun hasil pengolahan teknologi bahan tambang, hasil olahan baan hayati dan sebagainya. Sampah anorganik dibedakan menjadi : · sampah logam dan produk-produk olahanya, · sampah plastik, · sampah kertas, · sampah kaca dan keramik, · sampah deterjen, · dll. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme (unbiodegradable). Sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik dan kaleng. Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan atas lima kategori, antara lain :
1. Sampah Basah (Garbage).
Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa makanan, buah atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.
2. Sampah Kering (Rubbish).
Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak mudah membusuk. Sampah kering ini terdiri atas dua golongan:
a. Metalic Rubbish – misalnya pipa besi tua, kaleng-kaleng bekas.
b. Non Metalic Rubbish – misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik, dan batu-batuan
3. Sampah Lembut.
Terdiri dari partikel-partikel kecil, ringan dan mempunyai sifat mudah beterbangan, yang dapat membahayakan dan mengganggu pernafasan serta mata. Debu, berasal dari penyapuan lantai rumah atau gedung, debu pengrajin kayu, debu pabrik kapur,pabrik semen, pabrik tenun, dan lain-lain. Abu berasal dari sisa pembakaran kayu, abu rokok, abu sekam, sampah yang terbakar, dan lain-lain.
4. Sampah Besar (Bulky Waste).
Merupakan sampah yang berukuran besar, misal : bekas furnitur (kursi, meja), peralatan rumah tangga (kulkas, TV), dan lain-lain.
5. Sampah Berbahaya dan Beracun (Hazardous Waste).
Merupakan sampah yang berbahaya baik terhadap manusia, hewan maupun tanaman, yang terdiri dari:
a. Sampah patogen, berupa sampah yang berasal dari rumah sakit dan klinik.
b. Sampah beracun, berupa sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas pembungkus bahan beracun, baterei bekas, dan lain-lain.
c. Sampah radioaktif, berupa sampah bahan-bahan nuklir.
d. Sampah ledakan, berupa petasan, mesiu dari sampah perang, dan sebagainya.

D. PENGELOLAAN SAMPAH 
Menurut Rekso Soeboroto ( 1985 ) dalam efrianof ( 2001 ) pengelolaan sampah sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan demikian sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa. Sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Menurut Techobonoglous ( 1977 ) dalam maulana ( 1998 ) mengatakan pengolahan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbunan, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pemperosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, tehnik, perlindungan alam, keindahan, dan pertimbangan lainya. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah diantaranya :
1. Sosial Politik, yang menyangkut kepedulian dan komitmen pemerintah dalam menentukan anggaran APBD untuk pengelolaan lingkungan (sampah), membuat keputusan politik dalam pengelolaan sampah serta upaya pendidikan, penyuluhan dan latihan keterampilan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
2. Aspek sosial Demografi yang meliputi sosial ekonomi (kegiatan pariwisata, pasar dan pertokoan serta kegiatan rumah tangga).
3. Sosial Budaya Menyangkut keberadaan dan interaksi antar lembaga desa/ adat, aturan adat, kegiatan ritual,nilai struktur ruang TRI MANDALA, jiwa pengabdian sosial yang tulus, sikap mental, dan perilaku warga yang apatis,
4. Keberadaan lahan untuk tempat penampungan sampah
5. Finansial
6. Keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
7. Kordinasi antar lembaga yang terkait dalam penanggulangan masalah lingkungan (sampah).
Saran atau cara menanggulangi kebijakan dari permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah tersebut, maka pemerintah dapat menanggulanginya serta mensosialisasikan kepada masyarakat dengan menggunakan prinsip reuse, atau prinsip-prinsi yang dapat diterapkan untuk menangani sampah misalnya dengan prinsip 3R, 4R, 5R. penanganan sampah 3R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce ( mengurangi ), reuse ( menggunkan kembali ), recycle ( mendaur ulang ). Sedangkan 4R ditambah replace ( mengganti ) mulai dari sumbernya, prinsip 5R selain 4 prinsip tersebut diatas ditambah lagi dengan replant ( menanam kembali ) penanganan sampah 4R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah yang dikeluarkan oleh pemerintah. Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin, pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelumnya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan :
a) Gunakan kembali wadah untuk fungsi yang sama dengan lainya
b) Gunakan wadah yang dapat digunakan berulang-ulang
c) Gunakan baterai yang dapat disi kembali
d) Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang
e) Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan
f) Plastik kresek digunakan untuk alas, pot atau lem.
g) Potongan kain, baju bekas untuk lap, keset dll.
h) Majalah, buku bisa untuk perpusatakaan, dll.
E. Pengelolaan Sampah 
Di Palangka Raya Walikota Palangka Raya HM. Riban Satia mendapatkan kesimpulan mengenai solusi mengatasi persampahan di Kota Palangka Raya. Pemerintah kota Palangka Raya dalam menjalankan roda pemerintahannya mengharapkan kerja sama yang baik dengan semua pihak, terutama dalam masalah kebersihan yang kaitannya dengan penilaian untuk mendapatkan Adipura. Salah satu cara pengelolaan yang mengatasi persampahan diantaranya mendirikan Bank Sampah. Dimana Bank Sampah merupakan program kemitraan dengan perusahaan sekitar dan dibawah pembinaan, serta pengarahan Pemerintah Kota Palangka Raya. Kemudian dibentuk Badan Hukum Bank Sampah berupa koperasi untuk keberhasilannya perlu adanya kerja sama dengan pihak Perbankan dalam bentuk permodalan dan semua itu perlu disiapkan dalam peraturan Walikota untuk pengelolaan Bank Sampah untuk membangun karakter hidup masyarakat.
Walikota Palangka Raya Riban Satia di Palangka Raya mengatakan jauh hari pemerintahan kota telah mengajukan penawaran kepada beberapa pihak swasta untuk nantinya dapat diajukan ke pemerintah kota berupa penawaran penting yang selanjutnya nanti akan di evaluasi pemerintah kota dalam pelaksanaannya. Lebih lanjut ungkap Riban Satia dengan bekerja sama dengan pihak ketiga diharapkan dalam pengelolaan sampah diwilayah kota dapat hemat anggaran, efisien, dan diharapkan kedepan pengelolaan sampah dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dan optimal. Selain itu terdapat program yang diberlakukan pemerintah kota untuk tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan. Contoh perilaku hidup sehat kepada masyarakat dengan kegiatan jumat bersih bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan adanya kegiatan jumat bersih yang telah diterapkan di kota Palangka Raya. Pemerintah kota juga perlu menerapkan program kemitraan antara pemerintah daerah, swasta dan masyarakat dengan mendirikan Bank Sampah dalam mengatasai permasalahan persampahan yang terkait dengan masalah kesehatan. Sementara itu Kepala Dinas Pasar dan Kebersihan kota Palangka Raya sudah melakukan sosialisasi semaksimal mungkin kepada warga agar jangan membuang sampah pada tempatnya tetapi tetap saja warga membuang sampah diluar TPS sehingga hal ini menjadi keprihatinan serius dari pemerintah karena hingga kini kesadaran warga masih rendah dalam menjaga kebersihan lingkungan.

 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 
A. KESIMPULAN 

Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai yang di buang, yang berasal dari kegiatan manusia & tidak terjadi dengan sendirinya. Cara untuk mengolah sampah yaitu menggunakan prinsip 3-R, 4-R, 5-R. dan salah satunya Reuse. Banyak hal kerusakan alam di bumi ini karena sampah yang tidak terkelola mulai dari sampah rumah tangga sampai sampah dari industri, untuk itu marilah menjaga lingkungan sekitar kita, sebaiknya kita pandai memilih barang yang dapat di gunakan kembali untuk fungsi lain agar dapat memperpanjang umur barang tersebut untuk menjadi sampah. Walikota Palangka Raya HM. Riban Satia mendapatkan kesimpulan mengenai solusi mengatasi persampahan di kota Palangka Raya. Salah satu cara pengelolaan yang mengatasi persampahan diantaranya mendirikan Bank Sampah. Dimana Bank Sampah merupakan program kemitraan dengan perusahaan sekitar dan dibawah pembinaan, serta pengarahan Pemerintah Kota Palangka Raya. Kemudian dibentuk Badan Hukum Bank Sampah berupa koperasi untuk keberhasilannya perlu adanya kerja sama dengan pihak Perbankan dalam bentuk permodalan dan semua itu perlu disiapkan dalam peraturan Walikota untuk pengelolaan Bank Sampah untuk membangun karakter hidup masyarakat.
 B. Saran
 Permasalahan sampah ini walaupun kelihatannya seperti masalah sepele tapi hal ini perlu keseriusan untuk menanggulanginya, terutama membuat agar para masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan dan efeknya penumpukan sampah yang tidak teratasi bagi kesehatan manusia dan alam.
Salah satu cara pengelolaan sampah sebaiknya selain pemerintah yang mengupayakan segala macam program untuk mengatasi masalah persampahan ini sebaiknya kita para warga memiliki kesadaran penuh untuk peduli lingkungan dengan cara membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah yang mudah membusuk atau tidak membusuk, kemudian mengurangi penggunaan barang yang sekali pakai dan memanfaat kan kembali barang yang dapat digunakan beberapa kali pakai lagi, contoh seperti plastik kresek yang dapat digunakan kembali sebagai pot, lem, majalah atau buku bisa kita jadikan perpustakaan sendiri.

 DAFTAR PUSTAKA 

Abidin, Said Zainal, 2004. Kebijakan Publik, Edisi Revisi. Jakarta Pancur siwah. Calista, Donald J. 1994. Policy Implementation in Stuart S. Nagel, Ed,. Encyclopedia Of Policy Studies, 2nd. Ed. Rev and Exp,. New York : Marcel Dekker, Inc.

Kamis, 19 Desember 2013

BANGKIT DARI RASA GALAU

BANGKIT DARI RASA GALAU Bagkit dari rasa galau memang tak semudah membalikan telapak tangan, dan tak seperti memancing ikan di sungai. Masalalu memang indah,dan terasa manis pada masa itu, dan itu akan aku kubur didalam palung hatiku yang terdalam. karena aku yakin masadepanku lebih indah dan lebih manis lagi, keyakinan itu aku temui ketika aku sadar di dalam rasa gundah gulana yang melanda hati yang berlarut-larut yang cukup lama. Nasehat sahabat-sahabatku dulu terasa tak berarti dan tidak bisa kumenerimanya, ternyata apa yang dikatakan sahabat-sahabatku itu benar dan aku sungguh berterimakasih kepada sahabat-sahabatku. Bangkit dari rasa galau bagiku memang tidak semudah membalikakan telapaktanganku, mungkin dari sebagian teman-teman dengan mudah melupkan kenanganya dan segera mendapatkan penggantinya yang baru. Tetapi aku sungguh sulit untuk mendaptkan dan untk membuka hati lagi, mungkin aku yang terlalu mencintainya atau mungkin karena aku yang terlalu cengeng dalam hal bermain cinta. Rasa ingin bangkit dan mencari pengganti sudah uncul berkali-kali namun takbisa mengobati rasa sakit dan rasa kekosongan hatiku, suatu ketika diperpustakaan kampus aku sedang asik membuka-buka skripsi kakak tingkat dan aku melihat ada teman kkn (kuliah kerja nyata), aku coba menyapanya dan itu manjadi awal percakapan yang terasanyaman bagiku. Saat itu aku belum berani meminta langsung nomer hanphone-nya, setelah beberap hari kemudian aku membuka facebook dan diwaktu yang bersamaan akumelihat dia sedang online, aku mencetingnya lebih dulu dan dia membalasnya dari situ semakin lama dan aku memberanikan diri untuk meminta nomer hanphonya. Dari awal ceting di facebook itu jadi sering aku mencoba untuk mengirimkan sms (pesan pendek) kepadanya, rasa suka kepadanya sudah mulai tumbuh dan semakin besar. Ketika itu aku ikut bersama sahabatku pergi ke kabupaten kota pulang pisau untuk mengambil sesuatu dan sekalian untuk menghilangkan rasa jenuh aku memutuskan untuk ikut serta. Ketika diperjalanan pulang aku berbalas pesan pendek denganya, dari situ lah aku melihat berbeda kepadanya dia begitu perhatian yang membuat hatiku luluh. Semakin hari semakin sering berbalas pesan dan itu cukup menghibur hatiku yang kosong dan rasa galau yang berlarut-larut, mungkin dia satu-satunya wanita yang bisa menghibur dan mengisi hatiku yang kosong. padahal yang sebelumnya sudah beberapa wanita yang dekat namun tak satupun yang berkenan dihatiku, bahkan malah membuat hatiku semakin hancur. Saat ini dia belum bisa menerimaku sebagai kekasihnya, mungkin karena ada suatu hal yang dia rasakan yang aku tak tahu apa itu. Saat ini aku digantungkan namun walaupun seperti itu aku merasa bahagia bersamanya, aku berharap ia bisa menerimaku sebagai kekasihnya suatu saa nanti karena bagiku dia sangat istimewa. Sangat istimewa karena dia mampu menghiburku bahkan ia selalu bisa memuat jantungku berdebar-debar saat aku berada disampingnya, aku merasakan mungkin dialah orang yang aku cari selama ini dan itu semoga saja. Rasa galau yang berlarut-larut lama aku rasakan, terhapuskan olehnya di mingu-mingu terahir ini olehnya. Dan kini aku telah bangkit dari rasa galau yang membuat aku terpuruk dan membuat aku sakit hati, semoga kau lah bidadari yang aku dambakan. Ammin.....

Senin, 09 Desember 2013

BEM TAK BERTARING



BEM (Badan Eksekutif  Mahasiswa) seakan seperti harimau yang kehilangan taringnya yang menyebabkan kehilangan kewibawaanya.
UMP – Entah tahu kenapa BEM sekarang ini tidak menunjukan eksistensinya mulai dari BEM Falultas sampai dengan BEM Universitas, mungkin para anggotanya sibuk sendiri-sendiri, atau tidak ada dana untuk melakukan kegiatan-kegiatan BEM, atau memang tidak ada kemauan dari angota-agotanya itu sendiri.
BEM yang merupakan Organisasi induk dari suatu Universitas dan merupakan Organisasi yang sangat penting bagi semua mahasiswa didalam berorganisasi, apa jadinya jika BEM ini vakum tidak ada lagi kegiatan didalam kampus maupun diluar kampus.


Organisasi yang ada di Universitas Muhammadiyah Palangka Raya memang bukan hanya BEM, tetapi banyak yang lainya sepeti IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), MENHUA, dan yang lalinya. Tetapi buat apa banyak Organisasi tetapi Organisasi induknya tidak aktif dan tidak terurus (tidak diperhatikan-red) bahkan BEM terkesan seperti dianak tirikan.iing