Selasa, 30 April 2013

PALANGKA RAYA KOTA CANTIK YANG MEMPESONA

 borneo

Pulau Kalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia yang tersisa di muka bumi. Kalimantan memiliki kekayaan ekosistem hutan hujan tropis yang hampir setara dengan kawasan hutan Amazon di Amerika Selatan. Penduduk asli pulau yang disebut juga Borneo ini adalah suku Dayak dengan beberapa klan Dayak lainnya. Mereka sebagian besar hidup di alam liar hutan Kalimantan dan bergantung kepada alam sehingga kelestarian alam Kalimantan bisa terjaga.
Salah satu kawasan pelestarian alam yang ada di Pulau Kalimantan adalah Taman Nasional Tanjung Puting. Tanjung Puting merupakan tempat wisata alam bagi perlindungan satwa langka orang utan, beragam tumbuhan tropis, dan kekayaan hayati lainnya. Taman Nasional Tanjung Puting terletak di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah. Inilah satu diantara sekian banyak tempat wisata di Kalimantan yang patut Anda kunjungi di masa liburan mendatang.

Transportasi Penerbangan Menuju Taman Nasional Tanjung Puting

Jika Anda bertempat tinggal di Jakarta, maka jalur transportasi menuju Taman Nasional Tanjung Puting yang pertama kali dipakai adalah pesawat terbang. Penerbangan dari Jakarta menuju Lapangan Terbang Iskandar di Pangkalan Bun memakai Trigana Air berangkat pukul 09.15. Tarif penerbangan kira-kira 900 ribu per orang. Itu adalah jalur transportasi langsung ke Pangkalan Bun.
Pilihan lain menuju Pangkalan Bun adalah naik pesawat terbang dari Jakarta menuju ibukota provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Dari Jakarta menuju bandara Cilikriwut, Palangka Raya, tarif penerbangan berkisar 400 ribu per orang. Dari Palangka Raya sini, perjalanan wisata dilanjutkan dengan naik bus ke Pangkalan Bun selama 10 jam. Jadi, silakan pilih sendiri jalur transportasi wisata menuju Pangkalan Bun.
Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah

Tarif Sewa Perahu Pangkalan Bun – Tanjung Puting

Liburan dari Pangkalan Bun ke Tanjung Puting berlanjut dengan naik perahu klotok menyusuri Sungai Sekonyer. Petualangan wisata alam di kawasan hutan hujan tropis dimulai dari sini. Perahu tradisional ini hanya bisa memuat maksimal 4 orang. Tarif sewa perahu sekitar 500 ribu sampai 700 ribu, tergantung kemampuan negosiasi Anda. Perjalanan mengarungi Sungai Sekonyer berlangsung selama satu jam. Jika sebelumnya Anda cuma bisa berkhayal berpetualang melalui film Anaconda, inilah petualangan alam yang sebenarnya.
Disini dikenal yang namanya feeding time, yaitu waktu-waktu tertentu perahu sewaan akan menjemput wisatawan dari Tanjung Puting menuju Pangkalan Bun. Feeding time yang sudah berlaku di Tanjung Puting adalah 3 kali dalam sehari, yaitu pukul 7 pagi, pukul 9 pagi, dan pukul 3 sore waktu setempat. Feeding time berlaku di 3 feeding station yang berbeda, sesuai kedekatan lokasi wisatawan waktu itu. Pastikan Anda bisa mengelola waktu liburan dengan baik supaya bisa mengejar feeding time sesuai rencana liburan.

Informasi Hotel di Sekitar Pangkalan Bun dan Palangka Raya

Liburan ke Taman Nasional Tanjung Puting membutuhkan tempat penginapan atau hotel yang nyaman dengan tarif terjangkau. Jika perjalanan wisata alam Kalimantan ini Anda mulai dari kota Palangka Raya, maka Anda tidak akan kesulitan mencari hotel bagus. Ibukota provinsi Kalimantan Tengah tersebut memiliki banyak hotel yang bisa Anda pilih, mulai dari kelas losmen melati hingga hotel berbintang.
Namun kondisi yang berbeda akan wisatawan temui saat mencari hotel di Pangkalan Bun. Sebenarnya di dekat pelabuhan Pangkalan Bun terdapat hotel khusus backpacker yang bisa disewa dengan harga murah. Tapi karena kondisinya agak kumuh, lebih baik Anda pertimbangkan kembali menginap disana. Jika Anda punya dana liburan lebih banyak, coba pilih hotel di Pangkalan Bun.
Pilihan tempat menginap di hotel sekitar Pangkalan Bun adalah Swiss-Belinn International Hotel. Jangan keburu keder dengan label internatioanl hotel. Walau namanya mentereng, hotel tersebut memiliki tarif promo sekitar 500 ribu per hari per orang. Fasilitas hotel tersebut terbilang sederhana, mungkin disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar yang beriklim hutan hujan tropis.
Gambar Orang Utan - Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Gambar Orang Utan - Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah

Keindahan Tempat Wisata di Pangkalan Bun Dan Palangka Raya

Apa saja tempat wisata yang menarik di Pangkalan Bun? Selain lokasi utama Taman Nasional Tanjung Puting dengan balai konservasi orang utan, wisatawan bisa menyusuri Sungai Sekonyer dengan perahu. Para turis akan berkesempatan melihat suasana pasar terapung, berbelanja jajanan tradisional maupun membeli hasil kerajinan tangan warga setempat. Seni kerajinan yang dijual disana antara lain tas kulit pohon, gelang anyaman, kaus berlogo Suku Dayak dan lain-lain.
Bila wisatawan ingin mengetahui keunikan rumah adat warga setempat, wisatawan bisa memilih berlibur ke Pantai Kubu. Pantai Kubu terletak di selatan Pangkalan Bun, kurang lebih satu jam perjalanan air. Kehidupan tradisional suku Dayak dicirikan dengan keberadaan buah kapul, buah galigi, dan para wanita dewasa yang memakai bedak tebal berwarna putih dan terasa dingin di kulit wajah.
Jika Anda masih punya waktu luang untuk menjelajahi tempat wisata di Kalimantan Tengah, sempatkan mampir ke pasar terapung di kota Palangkaraya. Ada wisata kuliner tradisional yang bernama wadai, rasanya enak dan menyehatkan. Bagi Anda yang punya hobi memotret gambar tempat wisata, terlalu sayang untuk melewatkan Istana Kuning dan pemakaman raja-raja di Palangkaraya. Masjid disana juga memiliki seni arsitektur yang unik, yaitu terdapat seni kaligrafi pada kubah masjid.
Tertarik ingin menjelajahi keindahan alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah? Siapkan dana, waktu, dan tentu saja kesehatan Anda sejak sekarang. Mengenal alam dan budaya bangsa adalah bagian dari kecintaan terhadap tanah air dan negara. Ayo berlibur ke tempat wisata di Pangkalan Bun dan Palangka Raya!
Peta Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Peta Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah

 palangkaraya

Kepulauan Nusantara dikenal dunia karena didiami oleh bermacam ragam suku bangsa asli yang cukup heterogen. Kepulauan Nusantara dihuni oleh ratusan suku bangsa asli Indonesia. Keragaman suku bangsa itu telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang kaya akan budaya. Ketersediaan sumber daya alam yang cukup melimpah di tanah air dipadukan dengan seni budaya yang sangat beragam telah menghasilkan berbagai produk kerajinan bernuansa etnik yang sangat kaya nilai seni.
20080620
Salah satu kekayaan budaya itu adalah kerajinan getah kayu nyatu yang berasal dari pohon kayu nyatu. Pohon nyatu sendiri merupakan tanaman eksotis Kalimantan Tengah yang hanya tumbuh di dua wilayah tertentu di provinsi tersebut, yaitu di Kabupaten Pangkalan Bun dan di Kecamatan Bukit Tangkiling, Kota Palangkaraya.
Getah kayu nyatu selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat adat suku Dayak di wilayah tersebut sebagai bahan baku untuk pembuatan kerajinan khas suku Dayak, seperti berbagai bentuk perayu, patung masyarakat adat suku Dayak dan berbagai bentuk kerajinan lainnya.
Kini kerajinan getah nyatu telah menjadi salah satu ciri khas provinsi Kalimantan Tengah yang dikembangkan oleh masyarakat dengan dukungan Pemda setempat menjadi barang souvenir yang sangat unik dan menarik dari wilayah tersebut. Sejumlah kelompok usaha masyarakat adat suku Dayak setempat kini mengusahakan kerajinan kayu nyatu tersebut dan telah berkembang menjadi salah satu sektor usaha yang cukup menjanjikan bagi perkembangan ekonomi daerah.
Salah seorang pengusaha kerajinan getah nyatu dari Palangkaraya yang sudah berhasil mengembangkan kerajinan tersebut menjadi salah satu produk kerajinan yang cukup dikenal masyarakat di tanah air hingga mancanegara adalah Katutu Tulus Galing dengan kelompok usahanya yang diberi nama Kahayan Jawed (Kahayan diambil dari nama salah satu sungai di Kalteng, yaitu sungai Kahayan, sedangkan Jawed dalam bahasa Indonesia berarti anyaman).
200806201
Menurut Katutu, pohon nyatu selama ini hanya ditemukan tumbuh di areal berawa di Kabupaten Pangkalan Bun dan di Kecamatan Bukit Tangkiling, Kalimantan Tengah. Tanaman yang memiliki pertumbuhan relatif cepat tersebut selama ini tidak ditemukan di wilayah lain di Indonesia. Dalam kurun waktu hanya enam bulan tanaman nyatu bisa tumbuh hingga mencapai 8 meter. Umur enam bulan tersebut biasanya menjadi patokan bagi para perajin getah kayu nyatu untuk memanen pohon dengan cara mengambil getahnya.
Dalam proses untuk mendapatkan getah, kata Katutu, para perajin getah nyatu biasanya menebang pohon nyatu. Kemudian batang pohon nyatu di kuliti untuk diambil bagian kulitnya. Selanjutnya, kulit kayu nyatu itu direbus di dalam air mendidih yang sebelumnya telah dicampur dengan minyak tanah. Proses perebusan tersebut dilakukan untuk memisahkan (mengekstrak) getah dari kulit kayu nyatu.
Dalam keadaan air rebusan yang masih mendidih, getah pohon nyatu yang sudah terpisah dari kulit pohon itu kemudian diambil untuk selanjutnya direbus kembali untuk memisahkan getah dari sisa-sisa minyak tanah. Getah pohon nyatu yang sudah terpisah dari minyak tanah itu kemudian dipilah-pilah untuk proses pewarnaan. Untuk memberikan warna warni pada getah, Katutu dan para perajin getah nyatu di Kalteng biasanya menggunakan bahan pewarna alami yang diambil dari tanaman asli di Kalteng. Proses pewarnaan dilakukan dengan cara merebus getah nyatu itu bersama-sama dengan bahan tanaman sumber pewarnaan alam. Biasanya pewarna alami yang dipakai terdiri dari empat jenis warna, yaitu hitam, kuning, merah dan hijau.
200806202
Getah nyatu yang sudah diberi bahan pewarna alam itu kemudian diambil dan dalam keadaan masih panas (dalam rebusan air mendidih) langsung dibentuk dan dianyam menjadi berbagai bentuk kerajinan getah nyatu. Proses pembentukan getah nyatu harus dilakukan dalam keadaan masih panas karena dalam kondisi tersebut getah nyatu masih dalam keadaan meleleh sehingga mudah dibentuk. Sedangkan kalau sudah dingin, getah nyatu sulit dibentuk karena sudah berada dalam keadaan beku.
Menurut Katutu, kerajinan anyaman getah nyatu umumnya mengambil bentuk perahu tradisional Dayak yang dilengkapi dengan awak dan berbagai asesorisnya. Bentuk perahu tersebut menggambarkan cerita tersendiri yang diambil dari cerita asli masyarakat suku Dayak di Kalteng. Sebagaimana diketahui di Kalteng sendiri terdapat sejumlah suku Dayak, diantara-nya Dayak Manyan, Kapuas, Bakumpai, Katingan, Kahayan dan Siak atau Ngaju.
Bentuk perahu yang biasanya dipergunakan dalam kerajinan anyaman getah nyatu umumnya dicirikan dengan bentuk kepala naga dan kepala burung antang (elang) yang terletak di bagian depan perahu. Perahu yang mengambil bentuk kepala naga biasanya dipakai untuk menunjukkan perahu perang dan perahu untuk upacara adat Tiwah (memindahkan kepala leluhur dalam agama Hindu Kaharingan), namun bentuk kepala naga pada perahu perang dan perahu untuk upacara adat Tiwah sedikit berbeda. Sementara perahu yang mengambil bentuk kepala elang biasanya menggambarkan perahu berburu.
200806203
Perahu perang berkepala naga juga memiliki posisi kepala naga yang berbeda. Posisi kepala naga yang mendongak ke atas menggambarkan bahwa perahu tersebut telah berhasil memenangkan peperangan. Posisi kepala naga lurus menggambarkan perahu sedang menuju ke arah peperangan. Sedangkan posisi kepala naga menunduk ke bawah menggambarkan perahu sedang dalam perang.
Selama ini Katutu memproduksi kerajinan anyaman getah nyatu hanya berdasarkan pesanan. Namun demikian setiap bulannya Katutu tidak pernah sepi dari pesanan. Rata-rata setiap bulannya Katutu bersama kelompok usaha kerajinannya yang terdiri dari 12 orang sanak keluarganya mampu memproduksi 200-300 unit kerajinan anyaman nyatu berbagai ukuran.
Katutu biasanya menjual kerajinan anyaman getah nyatu itu dengan harga yang bervariasi tergantung kepada ukuran dan bentuk/model kerajinannya. Harga kerajinan anyaman getah nyatu itu berkisar mulai dari Rp 60.000 hingga jutaan rupiah per unitnya.
Untuk melindungi kerajinan anyaman getah nyatu dari klaim illegal atau pemalsuan dan penjiplakan, pada bulan November 2007 lalu Katutu yang dibantu oleh Gubernur Kalteng Teras Narang telah berhasil mendaftarkan hak patennya kepada ke Ditjen HKI Departemen Hukum dan HAM di Jakarta.
Sumber : Majalah Kina (No.1-2008) Departemen Perindustrian RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

untuk pemesanan dan komentar/saran tulis di sini